Rabu, 04 Desember 2013

Aku Papua

Oleh: Onoratus Kulka *)
 
Langit biru membentang sebagai atap kami
alam yang hijau dan kaya tempat kami berpijak
 cukup membuat anak dan cucu untuk tersenyum
berlari sebebas mungkin, lepas...dan lepas...

sederhana tapi bahagia,
bukan karna harta, jabatan, dan kekayaan,
hanya atas dasar cinta dan kekeluargaan,
ini alam kami , alam kita, alam Papua
ini tanah kami, tanah kita, tanah Papua
ini rumah kami, rumah kita, rumah Papua

Tapi tahukah engkau wahai penguasa
ketika kami seakan tak punya rumah
ketika alam seakan berganti tuan
melenyapkan semua senyum anak bangsa
mutiara hitam yang  mengkilau di negeri Mambesak
meleburkan kisah masa lampau
melanjutkan hidup bagaikan cerita fiksi
kami tak tahu sampai dimana ini akan berhenti

Tak pernah,,,,
 tak pernah dalam kalbuku , mengganti merah Biru Putih ku
tak pernah aku rela berpaling dari sang gagah Bintang Kejora
Tapi pandangan kami dari hati,
kami memang berkulit hitam, hingga akhir hayat kami.
Aku Papua

*) Penulis Puisi adalah Mahasiswa Papua, asal pegunungan bintang, La- Pago

PATRIOT KEJORA



Erik Saa*)
 
Kematian bukan hal yang kamu takuti
Kematian bukan hal yang  kamu hindari
Kematian bukan hal terjahu  bagi kejora yang  terpatri

Kamu rela disiksa
Kamu rela dianiaya
Bahkan kamu rela untuk mati

Demi keriting kamu diolok
 Demi keriting kamu diludahi
Demi keriting kamu diancam

Kamu laksana lilin
Kamu penerang negeri leluhur  Papua
 Kamu fondasi pemikir  generasi

Namamu selalu akan kami junjung tinggi
Pemikiranmu akan kami ikuti
Semangatmu akan tumbuh dalam diri jiwa kami

Terimakasih  pendorong semangat generasi papua
Pemikiran dan semangat juang tak akan pernah sirna
Terima kasih bapak THEYS ELUAY
Terima Kasih Tuan  Kelik Kwalik
Terima Kasih Semua Patriot Kejora

*) Penulis Puisi adalah Mahasiswa asal Sorong, Domberai, Papua.

Papua, Entah kemana?



Oleh: Onoratus Kulka *)
 
Ku tersungkur di sini
Tuk kesekian kalinya
Apalagi yang bisa kubanggakan lagi

Hilang semua yang ada
Meski tetap utuh jasad ini
Tak kan bisa mengobati

Remuk redam hati
Terpecah berkeping-keping hingga menjadi serpih bertebaran
Yang lelah berkelana
Tuk cari petuah
Yang entah kemana perginya

Sudah tak kuasa lagi
Kulihat negeri ini
Yang dulu baik elok permadani
Hijauan terhampar di mana-mana
Entah kini menghilang ke mana

Semua tampat gersang
Mati, kelaparan hingga melanda
Manusia tersakiti tak terperih

Namun tetap saja pemimpin negeri ini bungkam
Bungkam kemanusiaan
Bungkam kesadaran
Bungkam pikiran
Hingga bungkam nuraninya

Mata tak lagi jerih
Laku tak lagi peduli
Hati tak lagi hirau
Semua tertutup “uang”
Pada perihnya negeri mambesak

*) Penulis Puisi adalah mahasiswa papua asal pegunungan bintang, La- Pago

Cinta Papua



Oleh: Onoratus Kulka*)
 
Papua
Negeri yang makmur
Negeri yang jaya
Dengan keragaman budaya yang elok 

Papua,
Kau negeri surga
Sehingga, akan Kuberikan yang terbaik untukmu
Karena penuh dengan kekayaan alam yang melimpah

Tak  terlalu indah puisiku untuk  melukiskan indahnya negeri Papua
Pantai-pantai dan lembah-lembah serta lereng-lereng gunung yang indah
Darat- laut yang Indah Membentang dari sorong hingga samarai
mengangkat indahnya Negeriku Papua

Papua  yang kucinta
Walaupun dijajah Indonesia
Aku akan tetap cinta Papua
Cinta hingga Sampai   Papua merdeka
Cinta Papua sampai mati.

*) Penulis Puisi adalah Mahasiswa Papua asal pegunungan bintang, La- Pago

Ingatkan Diriku



Oleh: Onaratus Kulka*)

Malam membisu, sepi mencekam 
Tak lagi terdengar suara penghibur malam 
Seakan alam ikut berduka bersama jiwa yang merana
Raga tersiksa hidup terpaksa derita yang kian bertambah

Dalam renung angan berkelana
Ingatkan diriku betapa pedih jalan ini
Ingatkan diriku pada mereka yang telah pergi
Ingatkan diriku pada perih hati yang mereka rasa
Ingatkan diriku  akan masa depan di jalan mambesak

Karena Musuh, Dibalik senyum mereka
Ambisi  berselimut dalam kata persatuan semu
Dibalik senyum mereka
Ambisi terselip untuk negeri tanah airmu, Papua

Karena Kini senyum ceria berlalu tanpa pesan
Dalam gertakan pada pencabut nyawa yang hadir
Ganasnya sang penjajah melihat Papua
mengapa harus kau membunuh bangsa Papua?

*) penulis puisi adalah mahasiswa Papua, asal Pengunungan Bintang, La- Pago