Oleh: Onoratus Kulka
*)
Langit biru membentang
sebagai atap kami
alam yang hijau dan
kaya tempat kami berpijak
cukup membuat
anak dan cucu untuk tersenyum
berlari sebebas
mungkin, lepas...dan lepas...
sederhana tapi bahagia,
bukan karna harta,
jabatan, dan kekayaan,
hanya atas dasar cinta
dan kekeluargaan,
ini alam kami , alam
kita, alam Papua
ini tanah kami, tanah
kita, tanah Papua
ini rumah kami, rumah
kita, rumah Papua
Tapi tahukah engkau
wahai penguasa
ketika kami seakan tak
punya rumah
ketika alam seakan
berganti tuan
melenyapkan semua
senyum anak bangsa
mutiara hitam yang
mengkilau di negeri Mambesak
meleburkan kisah masa
lampau
melanjutkan hidup
bagaikan cerita fiksi
kami tak tahu sampai
dimana ini akan berhenti
Tak pernah,,,,
tak pernah dalam
kalbuku , mengganti merah Biru Putih ku
tak pernah aku rela
berpaling dari sang gagah Bintang Kejora
Tapi pandangan kami
dari hati,
kami memang berkulit
hitam, hingga akhir hayat kami.
Aku Papua
*)
Penulis Puisi adalah Mahasiswa Papua, asal pegunungan bintang, La- Pago
Rabu, 04 Desember 2013
PATRIOT KEJORA
Erik
Saa*)
Kematian bukan hal yang kamu takuti
Kematian bukan hal yang kamu hindari
Kematian bukan hal terjahu bagi kejora yang terpatri
Kamu rela disiksa
Kamu rela dianiaya
Bahkan kamu rela untuk mati
Demi keriting kamu diolok
Demi
keriting kamu diludahi
Demi keriting kamu diancam
Kamu laksana lilin
Kamu penerang negeri leluhur Papua
Kamu
fondasi pemikir generasi
Namamu selalu akan kami junjung tinggi
Pemikiranmu akan kami ikuti
Semangatmu akan tumbuh dalam diri jiwa kami
Terimakasih pendorong semangat generasi papua
Pemikiran dan semangat juang tak akan
pernah sirna
Terima kasih bapak THEYS ELUAY
Terima Kasih Tuan Kelik Kwalik
Terima Kasih Semua Patriot Kejora
*)
Penulis Puisi adalah Mahasiswa asal Sorong, Domberai, Papua.
Papua, Entah kemana?
Oleh: Onoratus Kulka
*)
Ku tersungkur di sini
Tuk kesekian kalinya
Apalagi yang bisa kubanggakan lagi
Hilang semua yang ada
Meski tetap utuh jasad ini
Tak kan bisa mengobati
Tuk kesekian kalinya
Apalagi yang bisa kubanggakan lagi
Hilang semua yang ada
Meski tetap utuh jasad ini
Tak kan bisa mengobati
Remuk redam hati
Terpecah berkeping-keping hingga menjadi serpih bertebaran
Yang lelah berkelana
Tuk cari petuah
Yang entah kemana perginya
Sudah tak kuasa lagi
Kulihat negeri ini
Yang dulu baik elok permadani
Hijauan terhampar di mana-mana
Entah kini menghilang ke mana
Semua tampat gersang
Mati, kelaparan hingga melanda
Manusia tersakiti tak terperih
Namun tetap saja pemimpin negeri ini bungkam
Bungkam kemanusiaan
Bungkam kesadaran
Bungkam pikiran
Hingga bungkam nuraninya
Mata tak lagi jerih
Laku tak lagi peduli
Hati tak lagi hirau
Semua tertutup “uang”
Pada perihnya negeri mambesak
Terpecah berkeping-keping hingga menjadi serpih bertebaran
Yang lelah berkelana
Tuk cari petuah
Yang entah kemana perginya
Sudah tak kuasa lagi
Kulihat negeri ini
Yang dulu baik elok permadani
Hijauan terhampar di mana-mana
Entah kini menghilang ke mana
Semua tampat gersang
Mati, kelaparan hingga melanda
Manusia tersakiti tak terperih
Namun tetap saja pemimpin negeri ini bungkam
Bungkam kemanusiaan
Bungkam kesadaran
Bungkam pikiran
Hingga bungkam nuraninya
Mata tak lagi jerih
Laku tak lagi peduli
Hati tak lagi hirau
Semua tertutup “uang”
Pada perihnya negeri mambesak
*) Penulis Puisi
adalah mahasiswa papua asal pegunungan bintang, La- Pago
Cinta Papua
Oleh: Onoratus Kulka*)
Papua
Negeri yang makmur
Negeri yang jaya
Dengan keragaman budaya yang elok
Negeri yang makmur
Negeri yang jaya
Dengan keragaman budaya yang elok
Papua,
Kau negeri surga
Sehingga, akan Kuberikan yang terbaik untukmu
Karena penuh dengan kekayaan alam yang melimpah
Tak terlalu indah puisiku untuk melukiskan indahnya negeri Papua
Pantai-pantai dan lembah-lembah serta lereng-lereng gunung yang indah
Darat- laut yang Indah Membentang dari sorong hingga samarai
mengangkat indahnya Negeriku Papua
Karena penuh dengan kekayaan alam yang melimpah
Tak terlalu indah puisiku untuk melukiskan indahnya negeri Papua
Pantai-pantai dan lembah-lembah serta lereng-lereng gunung yang indah
Darat- laut yang Indah Membentang dari sorong hingga samarai
mengangkat indahnya Negeriku Papua
Papua yang kucinta
Walaupun dijajah Indonesia
Aku akan tetap cinta Papua
Cinta hingga Sampai Papua merdeka
Walaupun dijajah Indonesia
Aku akan tetap cinta Papua
Cinta hingga Sampai Papua merdeka
Cinta Papua sampai mati.
Ingatkan Diriku
Oleh: Onaratus Kulka*)
Malam membisu, sepi mencekam
Tak lagi terdengar suara penghibur malam
Seakan alam ikut berduka bersama jiwa yang merana
Raga tersiksa hidup terpaksa derita yang kian bertambah
Malam membisu, sepi mencekam
Tak lagi terdengar suara penghibur malam
Seakan alam ikut berduka bersama jiwa yang merana
Raga tersiksa hidup terpaksa derita yang kian bertambah
Dalam renung angan
berkelana
Ingatkan diriku
betapa pedih jalan ini
Ingatkan diriku pada
mereka yang telah pergi
Ingatkan diriku pada
perih hati yang mereka rasa
Ingatkan diriku akan masa depan di jalan mambesak
Karena Musuh, Dibalik
senyum mereka
Ambisi berselimut dalam kata persatuan semu
Dibalik senyum
mereka
Ambisi terselip
untuk negeri tanah airmu, Papua
Karena Kini senyum
ceria berlalu tanpa pesan
Dalam gertakan pada
pencabut nyawa yang hadir
Ganasnya sang
penjajah melihat Papua
mengapa harus kau
membunuh bangsa Papua?
*) penulis puisi adalah mahasiswa Papua, asal Pengunungan
Bintang, La- Pago
Langganan:
Postingan (Atom)