Oleh: Onoratus Kulka
*)
Ku tersungkur di sini
Tuk kesekian kalinya
Apalagi yang bisa kubanggakan lagi
Hilang semua yang ada
Meski tetap utuh jasad ini
Tak kan bisa mengobati
Tuk kesekian kalinya
Apalagi yang bisa kubanggakan lagi
Hilang semua yang ada
Meski tetap utuh jasad ini
Tak kan bisa mengobati
Remuk redam hati
Terpecah berkeping-keping hingga menjadi serpih bertebaran
Yang lelah berkelana
Tuk cari petuah
Yang entah kemana perginya
Sudah tak kuasa lagi
Kulihat negeri ini
Yang dulu baik elok permadani
Hijauan terhampar di mana-mana
Entah kini menghilang ke mana
Semua tampat gersang
Mati, kelaparan hingga melanda
Manusia tersakiti tak terperih
Namun tetap saja pemimpin negeri ini bungkam
Bungkam kemanusiaan
Bungkam kesadaran
Bungkam pikiran
Hingga bungkam nuraninya
Mata tak lagi jerih
Laku tak lagi peduli
Hati tak lagi hirau
Semua tertutup “uang”
Pada perihnya negeri mambesak
Terpecah berkeping-keping hingga menjadi serpih bertebaran
Yang lelah berkelana
Tuk cari petuah
Yang entah kemana perginya
Sudah tak kuasa lagi
Kulihat negeri ini
Yang dulu baik elok permadani
Hijauan terhampar di mana-mana
Entah kini menghilang ke mana
Semua tampat gersang
Mati, kelaparan hingga melanda
Manusia tersakiti tak terperih
Namun tetap saja pemimpin negeri ini bungkam
Bungkam kemanusiaan
Bungkam kesadaran
Bungkam pikiran
Hingga bungkam nuraninya
Mata tak lagi jerih
Laku tak lagi peduli
Hati tak lagi hirau
Semua tertutup “uang”
Pada perihnya negeri mambesak
*) Penulis Puisi
adalah mahasiswa papua asal pegunungan bintang, La- Pago
Tidak ada komentar:
Posting Komentar